Biologi dan Morfologi Jangkrik
Jangkrik (Acheta domaticus) dalam tatanama atau sistematika
(takso¬nomi) binatang dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Filum Arthropoda
2. Kelas Insecta/Heksapoda
3. Ordo Orthoptera
4. Subordo Saltatoria
5. Familia Gryllidae
6. Genus Acheta
7. Spesies Acheta domaticus.
Anak jangkrik yang baru menetas dari telur berwarna putih
kekuning- kuningan. Setelah tiga jam, warnanya secara pelan-pelan berubah
menjadi hitam. Selama siklus hidupnya, jangkrik berganti kulit (Jw:
nglungsungi) sebanyak dua kali, yaitu pada usia ± 35 hari dan pada usia ± 50
hari.
Setelah terjadi pergantian kulit yang pertama, pertumbuhan
jangkrik pada umumnya sangat cepat (Jw: bongsor). Sebelum pergantian kulit yang
pertama, pertumbuhan hidupnya sangat lambat. Setelah pergantian kulit yang
kedua, akan tumbuh sayap terbang secara sempurna, berwarna putih, warna tubuh
agak kemerah-merahanan, dan tubuhnya semakin besar. Kemudian, setelah ± 6 jam,
warna tubuh dan sayapnya berubah menjadi hitam. Setelah pergantian kulit yang
kedua, jangkrik telah sampai pada usia dewasa dan siap untuk berkembang biak.
Pada usia tersebut, jangkrik memulai tahap perkawinan. Pada periode ini,
jangkrik lebih suka terbang yang dapat men¬capai ketinggian 3 m dengan jarak 25
m - 50 m.
a.Bagian
Kepala (Cepala)
Bagian kepala jangkrik dapat dibagi menjadi beberapa bagian
sebagai berikut.
1)Mata
Mata jangkrik merupakan mata majemuk, yakni kumpulan
beberapa mata kecil yang jumlahnya sangat banyak. Mata jangkrik pada siang hari
kurang peka, tetapi pada malam hari dapat berfungsi dengan baik.
Indra penglihatan (mata) jang¬krik tidak begitu peka
terhadap sa¬saran yang dituju, misalnya makan¬an. Oleh karena itu, untuk
mencapai suatu sasaran tertentu, jangkrik menggunakan indra penciumannya yang
disebut alat perasa.
2) Sungut
Jangkrik memiliki dua buah (satu pasang) sungut (semacam
antene) yang berfungsi sebagai alat peraba pada waktu berjalan. Sungut ini
berfungsi untuk mendeteksi benda-benda sewaktu berjalan serta untuk mendeteksi
benda-benda yang bermanfaat ataupun yang berbahaya baginya.
Alat peraba ini sangat peka sehingga dengan alat peraba tersebut jangkrik dapat
mencapai sasaran yang dituju secara tepat.
3) Alat
perasa
Jangkrik memiliki empat buah (dua pasang) alat perasa berbentuk
seperti kumis yang berfungsi sebagai indra penciuman (hidung) dan indra perasa
(lidah). Alat perasa ini juga berfungsi sebagai alat untuk memegang bahan-
bahan makanan ringan yang terletak di belakang mulut.
4) Gigi
taring
Jangkrik memiliki dua buah (satu pasang) taring yang kuat
dan berfungsi untuk menggigit makanan dan membela diri pada saat menghadapi
bahaya.
b.Bagian
Dada (Tórax)
Pada bagian dada terdapat tiga pasang kaki dan dua pasang
sayap pada punggungnya. Dua pasang kaki kecil terletak di dada bagian depan
yang berfungsi untuk berjalan. Selain untuk berjalan, satu pasang kaki paling
depan berfungsi sebagai alat pemegang mangsa (makanan). Satu pasang kaki paling
belakang besar (Jw: suthang) cukup kuat, besar, panjang, dan berduri. Kaki yang
paling belakang ini berfungsi untuk meloncat menghin¬dari musuh jika terjadi
bahaya dan untuk membela diri (Jw: nylenthik).
Sayap jangkrik terletak pada bagian punggung yang terdiri
atas sayap dalam dan sayap luar. Sayap dalam berwarna putih dan tipis yang
berfungsi untuk terbang. Apa¬bila tidak sedang terbang, sayap tersebut akan
terlipat rapi. Sedang¬kan sayap luar berwarna hitam dan keras yang berfungsi
untuk melin-dungi sayap terbang bila dalam keadaan terlipat.
c. Bagian
Perut (Abdomen)
Pada bagian perut jangkrik terdapat indra pendengar dan alat
pernafasan yang terletak pada sisi kiri dan kanan badan. Jangkrik bernafas
(mengambil
zat asam) melalui pori-pori di bagian tubuh sebelah kanan
dan kiri badan karena jangkrik tidak mempunyai paru-paru.
3. Siklus Hidup
Jangkrik memiliki siklus hidup yang relatif cukup pendek,
yakni hanya dapat hidup selama 105 hari (sejak menetas hingga dewasa/bertelur).
Jang¬krik betina biasanya akan mati setelah bertelur. Sedangkan jangkrik jantan
masih dapat hidup selama 3 minggu kemudian setelah jangkrik betina mati.
0 Response to "Morfologi Atau Bentuk Tubuh Jangkrik"
Posting Komentar